Kamis, 16 Oktober 2014

Dampak kasus ENRON



Kasus Enron
Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.
 Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.
Enron masih ada sekarang dan mengoperasikan segelintir aset penting dan membuat persiapan-persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. Enron muncul dari kebangkrutan pada November 2004 setelah salah satu kasus kebangkrutan terbesar dan paling rumit dalam sejarah AS. Sejak itu, Enron menjadi lambang populer dari penipuan dan korupsi korporasi yang dilakukan secara sengaja. Jeffrey Skilling menjelaskan kebangkrutan Enron disebabkan terganggunya proses bisnis akibat credit rating perusahaan menurun pada November 2001. Hal ini dikarenakan sebagai perusahaan trading, membutuhkan rating nilai investasi untuk melakukan perdagangan dengan perusahaan lain. Tidak ada nilai yang baik, maka tidak akan ada perdagangan (Eiteman, dkk, 2007).
Terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan hutangnya yang terlalu besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet) kemudian diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca (on balance sheet). Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi bertambah hingga sebesar $38 juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak special purpose entity (SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam neraca yang memiliki banyak hutang. Sehingga terjadi ketidakcocokan saat dilakukan konsolidasi ulang yang kemudian menyebabkan nilai ekuitas perusahaan jatuh (Eiteman, dkk, 2007).
Pada kasus Enron ini, lembaga-lembaga eksternal juga ikut bertanggung jawab terjadinya kasus tersebut. Diantaranya;
1.      Auditor
Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah kantor akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally accepted accounting practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen juga menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik kepentingan akibat pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi.
2.      Konsultan hukum
Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga disewa oleh Enron. Konsultan hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum atas strategi, struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron. Sama dengan Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak ikut menghalangi ide dan aktivitas ilegal Enron, konsultan hukum ini menjelaskan bahwa Enron tidak memberikan informasi yang lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs.
3.      Regulator
Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi diawasi oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC tidak melakukan pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron melakukan aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar negara.
4.      Pasar ekuitas
Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC. Akan tetapi dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi secara mendalam atau melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti auditor perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya melakukan verifikasi firsthand.
5.      Pasar hutang
Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan dan membutuhkan sebuah nilai rating. Sehingga Enron membayar Standard & Poors serta Moody’s untuk memberikan nilai rating. Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah, perusahaan rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada data yang diberikan kepada mereka oleh Enron, operasional dan aktivitas keuangan Enron. Terjadi perdebatan apakah perusahaan rating harus memeriksa total hutang perusahaan atau tidak. Khususnya yang berkaitan dengan SPEs. Meningkatnya defisit dalam arus kas perusahaan menyebabkan timbulnya masalah manajemen keuangan yang mendasar pada Enron. Pertumbuhan perusahaan membutuhkan adanya modal eksternal. Tambahan modal dapat diperoleh dari hutang baru dan ekuitas baru. Ken Lay dan Jeff Skilling, enggan untuk menerbitkan jumlah besar dari ekuitas baru. Karena akan mendilusi laba dan jumlah saham yang dipegang oleh pemegang saham. Pilihan menggunakan utang juga terbatas, dengan tingkat utang yang tinggi menyebabkan rating Enron hanya sebesar BBB, tingkat rating yang rendah oleh lembaga pemberi rating (Eiteman, dkk, 2007). Andrew Fastow bersama dengan asistennya membuat SPEs, alat yang digunakan dalam jasa keuangan. SPEs memiliki dua tujuan penting, pertama; menjual aset-aset yang bermasalah ke rekanan. Enron menghilangkan aset tersebut dari neraca, mengurangi tekanan akibat utang dan menyembunyikan kinerja buruk investasi. Hal ini dapat mendatangkan dana tambahan untuk membiayai kesempatan investasi baru. Kedua; memperoleh pendapatan untuk memenuhi laba yang disyaratkan oleh Wall Street. SPEs dibiayai dari tiga sumber; (1) ekuitas dalam bentuk saham tresuri, (2) ekuitas dalam bentuk minimum 3% dari aset yang berasal dari pihak ketiga yang tidak berhubungan, (3) jumlah yang besar dari utang bank. Modal ini berada pada sisi kanan neraca SPEs, akan tetapi pada sisi kiri modal digunakan untuk membeli aset dari Enron. Hal ini menyebabkan harga saham SPEs berkaitan dengan harga saham Enron. Saat saham SPEs naik, maka saham Enron ter-apresiasi. Sedangkan saat harga saham SPEs turun, maka harga saham Enron ter-depresiasi (Eiteman, dkk, 2007). Menurunnya harga saham Enron hingga $47 per lembar saham pada bulan Juli 2001, menyebabkan investor curiga. Hal ini menyebabkan Sherron Watkins, wakil presiden Enron mencoba memperingatkan Kenneth Lay dengan membawa 6 lembar surat yang menjelaskan proses akuntan yang tidak wajar sehubungan dengan SPEs dan memperingatkan akan kecurangan proses akuntan. Akan tetapi peringatan Sherron Watkins tidak dihiraukan oleh Ken Lay, sehingga terjadilah tsunami di Enron. Harga sahamnya jatuh hingga tersisa $1 per lembar saham yang menyebabkan Enron bangkrut (Velasquez, 2006).Pada Bulan Februari 2002, Sherron Watkins dipanggil oleh DPR untuk menjelaskan skandal Enron, tentang aktivitas akuntansi perusahaan. Kemudian Sherron Watkins menjelaskan semua permasalahan tersebut, dan menyebabkan dirinya dijuluki sebagai courageous whistleblower (Velasquez, 2006).
Runtuhnya Enron
Enron Corporation adalah “pencakar langit” dalam dunia bisnis Amerika, sama seperti Gedung World Trade Center yang menjulang tinggi di kota New York. Mirip Tragedi WTC, Enron menguap jadi debu saat perusahaan itu menyatakan diri bangkrut pada 30 November 2001 lalu, kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis Amerika sepanjang masa. Enron dipandang sukses menyulap diri dari sekadar perusahaan pipanisasi gas alam di Negara Bagian Texas pada 1985 menjadi raksasa global dalam beberapa tahun terakhir. Dia membeli perusahaan air minum di Inggris dan membangun pembangkit listrik swasta di India. Konsep bisnisnya yang visioner dan futuristik membuat dia menjadi anak emas di lantai bursa Wall Street. Harga sahamnya terus meroket. Akhir 1999, Enron meluncurkan EnronOnline yang dianggap akan mengubah wajah bisnis energi masa depan. Memanfaatkan Internet, divisi e-commerce itu membeli gas, air minum dan tenaga listrik dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan atau distributor besar. Enron bahkan memperluas wilayah, membangun jaringan telekomunikasi berkecepatan tinggi serta bertekad menjual bandwidth jaringan itu seperti dia menjual gas dan listrik. Setelah itu mungkin dia akan jual-beli online untuk kertas daur ulang pabrik miliknya. Tak lama setelah dia memasuki bisnis jasa video-on-demand dimana menjual tayangan video kepada pelanggan via sambungan internet kecepatan tinggi, harga saham Enron mencapai puncaknya, US$ 90 per lembar, pada Agustus 2000. Meski kemudian merosot bersama jatuhnya saham-saham teknologi dan internet lain, nilai pasar Enron masih berkisar US$ 60 milyar.
Pada Oktober 2001 Enron menjatuhkan bom di Wall Street dengan melaporkan kerugian ratusan juta dolar pada kwartal itu. Sangat mengejutkan karena Enron hampir selalu membawa berita gembira ke lantai bursa dengan melaporkan keuntungan selama empat tahun berturut-turut. Kabar buruk itu membanting harga saham Enron dari sekitar US$ 30 menjadi US$ 10 per lembar, hanya dalam hitungan hari. Securities Exchange Commission (SEC), badan pengawas pasar modal, membaui ada yang tidak beres dan mulai menggelar penyidikan. Dalam kondisi terdesak, Enron menjatuhkan bom lebih dahsyat lagi ke lantai bursa ketika pada 8 November 2001 mengakui bahwa keuntungannya selama ini adalah fiksi belaka. Enron merevisi laporan keuangan lima tahun terakhir dan membukukan kerugian US$ 586 juta serta tambahan catatan utang sebesar US$ 2,5 miliar. Namun, pada akhir November 2001, Enron sedikit bisa bernafas lega ketika Dynegy Inc, pesaingnya yang jauh lebih kecil, berniat membeli sahamnya dalam sebuah kesepakatan merger. Harapan itu tak berumur lama. Dynegy mundur setelah Enron makin kehilangan kepercayaan investor dan rating kreditnya jatuh ke titik terendah-berstatus “junk-bond”. Ketika tak kurang seperempat milyar lembar sahamnya dipertukarkan di lantai bursa, harga Enron meluncur ke dasar jurang. Saham Enron yang pada Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per lembar, terjerembab jatuh hingga tidak lebih dari US$ 45 sen. Akhirnya pada tanggal 2 Desember 2001 Enron menyerah dan mengajukan petisi bangkrut.
Kejatuhan Enron ternyata mengundang tanya dan rasa curiga yang besar bagi kalangan publik. Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutannya, belakangan Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 milliar. Manipulasi ini telah berlangsung bertahun-tahun, sampai Sherron Watskin, salah satu eksekutif Enron yang tak tahan lagi terlibat dalam manipulasi itu, mulai “berteriak” melaporkan praktek tidak terpuji itu. Keberanian Watskin inilah yang membuat semuanya menjadi terbuka.
Sejak akhir tahun 2000, ketika harga saham Enron di posisi puncak, para eksekutif menjual saham yang mereka miliki dengan total nilai US$ 1,1 milyar. Selama empat tahun terakhir, Kenneth L. Lay, presiden komisaris sekaligus direktur Enron diperkirakan meraup untung US$ 205 juta dari penjualan sahamnya. Dalam kurun yang sama dia membujuk karyawan dan investor untuk membeli saham Enron, antara lain dengan iming-iming laporan keuangan yang menjanjikan tapi palsu. Bahkan pada 26 September 2001, ketika harga saham jatuh menjadi US$ 25 per lembar, Ken Lay masih mencoba menghibur karyawan untuk tidak menjualnya, sebaliknya membujuk mereka membeli. Dalam e-mail yang dikirimkan kepada para karyawan yang risau, dia mengatakan perusahaan dalam kondisi sehat secara keuangan dan bahwa harga saham Enron “luar biasa murah” dalam posisi itu. Namun, hanya beberapa pekan kemudian, Enron melaporkan kerugian yang bermuara pada kebangkrutannya. Para karyawan tak bisa menjual saham mereka sampai semuanya sudah terlambat, Enron kehilangan nilai sama sekali.
Proses pengusutan juga membuahkan suatu penemuan yang menarik, yaitu kisah pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron oleh petinggi di firma audit Arthur Andersen. Pada tanggal 12 Oktober 2001 Arthur Andersen menerima perintah dari para pengacara Enron untuk memusnahkan seluruh materi audit, kecuali berkas-berkas yang paling dasar. Kini, Arthur Andersen menghadapi berbagai tuntutan di pengadilan. Diperkirakan tak kurang dari $ 32 miliar harus disediakan Arthur Andersen untuk dibayarkan kepada para pemegang saham Enron yang merasa dirugikan karena auditnya yang tidak becus. Ratusan mantan karyawan yang marah juga sudah melayangkan gugatan kepada Andersen. Di luar itu, otoritas pasar modal dan hukum Amerika Serikat pasti akan memberi sanksi berat jika tuduhan malapraktek itu terbukti. Belakangan, salah satu mantan petinggi Enron, Cliff Baxter tewas bunuh diri karena tak tahan menghadapi tekanan bertubi-tubi.
Selain penghancuran dokumen, terungkap pula adanya kemitraan Enron dengan perusahaan “kosong”, seperti Chewco dan JEDI. Perusahaan dengan nama yang terkesan main-main (Chewco dan JEDI adalah karakter dalam Star Wars) ini membuat para eksekutif Enron yang mengemudikannya kaya raya, dan Enron membuat pembukuan off balance sheet atas kerugian ratusan juta dolar sehingga tersembunyi dari mata investor dan pihak lain.
Komplikasi skandal ini bertambah, karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini. Tujuh puluh persen senator, baik dari Partai Republik maupun Partai Demokrat, pernah menerima dana politik. Menurut Center for Responsive Politics, Lay dan istrinya, Linda, menyumbang 86.470 dollar AS ke Partai Republik. Perusahaan Enron dan karyawannya menyumbang 3 juta dollar AS kepada Partai Republik periode 1998-2002 dan 1,1 juta dollar AS untuk Demokrat. Dalam Komite yang membidangi energi, 19 dari 23 anggotanya juga termasuk yang menerima sumbangan dari perusahaan itu. Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W. Bush merupakan pemegang saham Enron yang telah lama merupakan perusahaan publik. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Lembaga bernama The Center for Public Integrity menyatakan Lay telah menyumbang 139.500 dollar AS untuk kampanye politik George W Bush selama bertahun-tahun. Sumbangan Lay itu adalah bagian dari 602.000 dollar AS sumbangan karyawan Enron atas berbagai kampanye politik Bush. Selain itu, Lay dan istrinya menyumbang 100.000 dollar AS ketika Bush dilantik sebagai Presiden AS pada tahun 2001.
Penulis dan aktivis demokrasi di AS, Greg Palast, mengungkapkan bahwa George Bush pernah menempatkan Pat Wood (orang kepercayaan Lay) sebagai pihak yang ditugasi meneliti kecurangan Enron. Hasilnya, Pat Wood tidak melakukan apa pun. Palast menambahkan, Enron pernah menggunakan sekitar 500.000 dollar AS dana pensiunan milik Negara Bagian Florida. Dana-dana itu sudah lenyap dari catatan pembukuan Enron. Semua itu bisa terjadi karena Jeb Bush (adik George Bush) adalah Gubernur Negara Bagian Florida. Akibat pertalian semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan perusahaan itu.
Dampak Keruntuhan Enron
Keruntuhan perusahaan energi Enron cukup banyak berdampak bagi dunia bisnis internasional. Akibat kebangkrutan Enron pada tahun 2001 sedikitnya 4.000 karyawan kehilangan pekerjaan. Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para kreditornya yang telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditor terbesarnya). Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga dirugikan karena simpanan hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam saham yang kini tanpa nilai.
Banyak lembaga keuangan internasional juga ikut menderita kerugian akibat bangkrutnya Enron, sehingga membuat mereka semakin berhati-hati dalam membidik peluang investasi. Perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal diharuskan memenuhi persyaratan pembeberan (disclosure) yang luar biasa ketat.
Kasus Enron juga melatarbelakangi munculnya Sarbanes Oxley. Sarbanes Oxley adalah nama lain dari undang-undang reformasi perlindungan investor (The Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002) yang ditandatangani George Bush bulan Juli tahun 2002 lalu. Banyak yang menyebutkan bahwa undang-undang ini adalah reaksi keras regulator AS terhadap kasus Enron pada akhir tahun 2001. Inti utama dari undang-undang ini adalah upaya untuk lebih meningkatkan pertanggungjawaban keuangan perusahaan publik (good corporate governance). Undang-undang ini berpengaruh signifikan terhadap manajemen perusahaan publik, akuntan publik (auditor), dan pengacara yang berparaktek di pasar modal. Mengingat sifatnya yang sangat ketat dan berdampak luas, undang-undang ini terbilang kontroversial dan menjadi polemik hingga sekarang.
Arthur Andersen LLP (member di Amerika Serikat) yang dianggap ikut bersalah dalam kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG, Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah. Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor. Antara lain Delotte and Touche (10 persen), KPMG (11 persen), PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Dan yang berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah kemana sebanyak 40 persen. Masih banyak lagi hal-hal yang dipengaruhi oleh keruntuhan Enron, seperti munculnya trauma dalam bursa saham terhadap efek domino skandal Enron. Hal ini membuat para investor mengurangi aktivitasnya di bursa saham sehingga gairah bursa dunia menjadi lesu.
Kesimpulan
Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Yang menyebabkan kebangkrutan dan keterpurukan pada perusahaan Enron adalah Editor, Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) yang merupakan kantor akuntan Enron. Keduanya telah bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga merugikan berbagai pihak baik pihak eksternal seperti para pemegang saham dan pihak internal yang berasal dari dalam perusahaan enron. Enron telah melanggar etika dalam bisnis dengan tidak melakukan manipulasi-manipulasi guna menarik investor. Sedangkan Arthur Andersen yang bertindak sebagai auditor pun telah melanggar etika profesinya sebagai seorang akuntan. Arthur Andersen telah melakukan “kerjasama” dalam memanipulasi laporan keuangan enron. Hal ini jelas Arthur Andersen tidak bersikap independent sebagaimana yang seharusnya sebagai seorang akuntan.

Rabu, 24 September 2014

“ PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN PENJULAN INDUSTRI KECILTAHU AFIFAH”



BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Saat ini perekonomian Indonesia telah memasuki era globalisasi. Era globalisasi yang terjadi sekarang ini mempunyai berbagai akibat yang secara nyata dapat dirasakan seperti arus informasi yang sangat cepat menandai adanya alih teknologi yang sangat cepat serta perusahaan yang semakin sulit untuk merebut konsumen karena banyaknya para pesaing dan konsumen sendiri yang semakin jeli dan berhati-hati dalam memilih produk yang mereka butuhkan. Begitu pula yang terjadi di Indonesia saat ini.
Indonesia merupakan Negara berkembang yang sedang giat melakukan pembangunan di segala bidang. Dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia, maka pelaksanaan pembangunan perlu ditingkatkan dan diperluas terutama pembangunan ekonomi untuk lebih mendorong tercapainya kemakmuran bagi seluruh  rakyat Indonesia. Pembangunan tersebut dapat dilihat dengan banyaknya pengusaha-pengusaha yang mendirikan usaha Industri kecil seperti, industri kecil kursi rotan, industri kecil keripik, dan sebagainya. Banyaknya industri baru ini membuat semakin ketatnya persaingan tersebut maka segala daya dan upaya akan dilakukan pengusaha untuk memasarkan produknya guna merebut pangsa pasar dan pencapaian laba yang maksimal.
 Pemasaran memegang peranan penting demi kelangsungan hidup perusahaan, selain produk yang berkualitas, harga yang bersaing, saluran distribusi yang mudah dijangkau, promosi juga merupakan unsur yang perlu diperhatikan. Bahkan promosi adalah ujung tombak akan keberhasilan pemasaran. Strategi yang tepat dalam mempromosikan suatu produk sangat besar peranannya agar produknya dapat dikenal oleh konsumen dan pada akhirnya konsumen berminat dan akan terus memakai produk yang akan ditawarkan tersebut. Promosi merupakan arus informasi yang bertujuan untuk menginformasikan, mempengaruhi, membujuk dan serta mengingatkan konsumen akan suatu produk.. Selain memperkenalkan produk, promosi juga dapat menggerakkan permintaan tambahan.
Industri Kecil Tahu Afifah adalah salah satu industri yang memproduksi dan menjual produknya ke sejumlah wilayah yang ada di  Kota Palu dan diluar kota Palu. Misalnya, Pantai Barat Palu dan Pantai Timur Palu. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh promosi terhadap Industri Kecil Tahu Afifah. Sehingga penulis dalam menyusun tugas akhir ini mengambil judul PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN PENJULAN INDUSTRI KECILTAHU AFIFAH”

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka masalah yang dapat di rumuskan adalah : berapa besar pengaruh promosi terhadap peningkatan penjualan industri kecil tahu afifah.

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tunjuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui berapa besar pengaruh promosi terhadap penjualan Industri Kecil Tahu Afifah.










1.4Manfaat Penelitian
·         Bagi Penulis
Dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman praktek sehingga dapat menerapkan teori-teori yang didapat di dunia akademik.
·         Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam menerapkan  promosi guna mencapai penjualan yang diharapkan.
·         Bagi Pihak Lain
Dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan sebagai referensi bacaan untuk memperdalam bidang ini dan untuk mahasiswa khususnya yang akan menyusun Tugas Akuntansi manajemen dengan permasalahan yang sama.

1.5 Metodologi Penelitian

1.      Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di Industri Kecil Tahu Afifah yang berlokasi di Jl. Jati No. 81 Palu Barat, Kota Palu.
2.      Jenis Data
a.       Data Kualitatif, yaitu diperoleh diantaranya berupa informasi mengenai kegiatan promosi yang dilaksanakan pada Industri Kecil Tahu Afifah.
b.      Data Kuantitatif, yaitu berupa angka-angka dalam bentuk tabel mengenai biaya promosi dan nilai penjualan bulan Mei 2011
3.      Sumber Data
Data yang digunakan dalam menyusun Tugas Akuntansi manajemen adalah sebagai berikut:
a.       Data primer, yaitu dengan cara melakukan wawancara langsung ke bagian pemasaran mengenai kegiatan promosi dan sarana promosinya.
b.      Data sekunder, yaitu diambil dari buku dan literatur yang ada kaitannya dengan judul Tugas  ini.
4.      Tehnik Pengumpulan Data
a.       Observasi
Penulis mengadakan pengamatan secara langsung dan mencatat kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan oleh Industri Kecil Tahu Afifah.
b.      Wawancara
Penulis melakukan interview atau wawancara secara langsung dengan pemilik Industri kecil Tahu Afifah.
c.       Studi Pustaka
Penulis berusaha memperoleh data dari buku-buku literatur yang ada kaitannya dengan judul Tugas  ini.
5.      Tehnik Penganalisisan Data
Analisis diskriptif yaitu memaparkan semua rangkaian data secara jelas yang diperoleh melalui observasi yaitu mencatat semua kegiatan promosi dan wawancara langsung, baik data kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif memuat kegiatan promosi pada Industri Tahu Kecil Afifah, sedangkan data kuantitatif berupa biaya promosi dan nilai penjualan pada  bulan Mei 2011 yang ditampilkan dalam bentuk laporan Rugi laba.


BAB 11 LANDASAN TEORI
2.1  Landasan Teori

2.1.1        Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (2005.p.10) biaya produksi adalah “pengorbanan sumber ekonomi untuk pengolahan bahan baku menjadi produk. Untuk memproduksi suatu produk unsure pokok yang diperlukan adalah bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Unsur – unsur biaya produksi adalah:
·         Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
Suatu biaya produksi disebut biaya bahan baku langsung bila bahan tersebut merupakan bagian yang integral, dapat dilihat atau diukur secara jelas dan mudah serta ditelusuri baik fisik maupun nilainya dalam wujud produksi yang dihasilkan.
·         Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Lubor Cost)
Suatu biaya produksi disebut biaya buruh langsung bila biaya itu dikeluarkan / dibebankan karena adanya pembayaran upah kepada buruh yang langsung ikut serta bekerja dalam membentuk produksi akhir. Biaya ini dapat ditelusuri karena secara jelas dapat diukur dengan waktu yang dipergunakannya dalam keikutsertaanya secara langsung membentuk produksi akhir.
·         Biaya Overhead (Factory Overhead)
Yang dikelompokkan sebagai biaya ini adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku langsung dan buruh langsung yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik karena sifatnya baik sebagai bagian yang memiliki eksistensi dalam produksi akhir walaupun hanya memberikan pelayanan guna menunjang, memperlancar, mempermudah atau sebagai penggerak kegiatan itu sendiri. Umunnya biaya –biaya ini sulit ditelusuri secara konkrit dalam produk akhir. Biaya-biaya ini meliputi:
-          Upah buruh tidak langsung
-          Bahan baku tidak langsung
-          Asuransi pabrik
-          Penyusutan faktor produksi
-          Pemakaian bensin, listrik, air dan solar
-          Sewa bangunan pabrik
-          Biaya lembur
-          Biaya pemeliharaan peralatan pabrik / gudang pabrik
-          Biaya pajak bumi dan bangunan pabrik
Dengan demikian model proses produksi secara sederhana pada umunnya adalah:

Bahan baku

Tenaga kerja langsung

Overhead pabrik

Produksi

Produk
 









2.1.2        Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk mendapatkan keuntungan dan untuk terus berkembang.
Kotler (1997: 13) mengemukakan bahwa: Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Adapun definisi pemasaran yang dikemukakan oleh William J. Stanton dalam Swastha dan Handoko (2000: 4) adalah: Sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.
2.1.3 Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel didalam marketing  yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau jasa. Kegiatan promosi juga merupakan salah satu variabel atau unsur yang sangat penting yang digunakan suatu perusahaan untuk menjual poduknya.
Adapun pengertian promosi adalah sebagai berikut:
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Basu Swastha Dh 1996: 237).
Adapun tujuan-tujuan promosi adalah sebagai berikut:
a.       Memberikan informasi, yaitu memberikan informasi secara umum tentang produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada para konsumen.
b.      Persuasi atau membujuk, yaitu perusahaan berusaha untuk menarik seluruh perhatian dan berusaha mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
c.       Mengingatkan target, yaitu digunakan apabila para konsumen telah mempunyai sifat-sifat yang positif terhadap penawaran-penawaran perusahaan.
2.2  Kerangka Pemikiran

Promosi

Tujuan Promosi
-          Memberikan Informasi
-          Membujuk
-          Mengingatkan
-          Modifikasi tingkah laku

Biaya Promosi
Nilai Penjualan
Minat konsumen
 














Gambar  
Kerangka Pemikiran.





Keterangan:
Suatu perusahaan dalam memperkenalkan dan memasarkan suatu produk harus menggunakan dengan cara promosi
Dalam kegiatan promosi sangat dipengaruhi oleh biaya promosi karena dengan adanya biaya promosi akan memperlancar kegiatan promosi. Kemudian langkah selanjutnya mengenai tujuan promosi yaitu memberikan informasi tentang manfaat produk dan harganya, berusaha membujuk konsumen tersebut agar mau atau berminat untuk membeli, kemudian mengingatkan konsumen untuk terus menggunakan produk yang ditawarkan dan memodifikasi tingkah laku para konsumen sehingga menimbulkan minat konsumen untuk membeli, sehingga berpengaruh terhadap nilai penjualan.


















BAB 111 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1Gambaran Umum Perusahaan

Industri Kecil Tahu Afifah berlokasi di jalan Jati No. 81 Palu Barat Kota Palu Sulawesi Tengah, Indonesia. Didirikan pada tanggal 11 maret 2004, dengan modal dasar Rp. 50.000.000,00. produksi 540 ton/ tahun. Luas tanah 525 m², luas bangunan 480 m², usaha pokok pembuatan tahu putih, tahu potong.

Riwayat Safran Rinaldi yang saat ini berdomisili di palu, merupakan pikal pengusaha yang sukses di bidang industri tahu. Ilmu pengolahan dan pemasaran tahu didapatkan dari bapak solihin yang sudah berpengalaman di bidang pengolahan tahu sekaligus sebagai mitra usaha. Pada awalnya bapak Safran Rinaldi yang berlatar belakang Sarjana Kehutanan, bekerja di HPH PT HASCO GROUP pada tahun 1990-2003. Tepatnya pada tahun yang sama (2003) Bapak Safran Rinaldi bertemu dengan Bapak Solihin. Akhirnya pada tanggal 11 maret tahun 2004 Bapak Safran Rinaldi sepakat bermitra usaha mendirikan perusahaan tahu dengan diberi nama AFIFAH (A). 

Pada Februari tahun 2005 muncul isu formalin, sejak itu produk tahu AFIFAH (A) sempat turun drastic hingga 50%  untungya hanya berjalan satu bulan. Tapi tahu AFIFAH (A) tetap memproduksi,  hasilnya setiap tahunnya mengalami peningkatan produksi sesuai komitmen manajemen perusahaan terhadap mutu produk aman tanpa bahan pengawet yang ditandai dengan keluarnya hasil uji laboratorium dari balai POM Kota Palu nomor: 09/M/SL/I/2006 yang disampaikan kepada kepala Dinas Kesehatan Kota Palu Nomor: PO.07.01.105.2-45 tanggal 26 januari 2006. Produksi tahu AFIFAH (A)  tercatat pada saat ini telah mencapai 1,5 ton kedelai perhari.
Pemasaranya dengan cara dijual langsung dirumah/pabrik sebesar 80% dan sisanya dijual untuk agen dan distributor. Sebagai hasil dari usaha tahu sudah dapat menhidupi/mempekerjakan sekitar 25 tenaga kerja, selain itu bapak Safran Rinaldi telah memberikan kontribusi positif terhadap lingkungannya.

3.2Sruktur Organisasi Dan Fugsinya
Dalam suatu diperlukan adanya struktur organisasi yang menjadi gambaran dalam pembagian keputusan dan mendukung pencapaian tujuan perusahaan, struktur organisasi juga dimaksudkan sebagai gambaran alat control yang dapat mempersatukan fungsi-fungsi yang ada dalam lingkungan organisasi tersebut..

Adapun struktur organisasi pada Industri Kecil Tahu AFIFAH (A).  dilihat dari sturktur organisasi yang dimiliki oleh bapak Safran selaku pimpinan terdapat beberapa tugas yang sudah dibagi menurut kemampuan anggotanya masing-masing dalam mengembangkan Industri Tahu Afifah tersebut beberapa tugas dilaksanakan oleh masing-masing bagian tersebut antara lain:
1.      Pimpinan
Pimpinan ini dijabat langsung oleh bapak Safran yang bertugas dan bertanggungjawab penuh dalam pengoperasian Industri Kecil Tahu Afifah.
2.      Manager pengadaan bahan baku.
Bertugas untuk menyediakan bahan baku yaitu berupa kedelai.
3.      Manager pemasaran
Bertanggungjawab memasarkan produk yang dihasilkan kepada distributor atau konsumen atau pelanggan secara langsung.
4.      Manajemen produksi
Bertanggungjawab dalam melaksanakan keseluruhan proses produksi yaitu mulai dari penimbangan, pembersih kedelai, penggilingan, perebusan, pencetakan hingga pada pembalikan dan pengirisan.
5.      Manager keuangan
Bertanggungjawab untuk mengatur kegiatan pengomperasian (produksi) sehari-hari yang berhubungan dengan keuangan.
6.      Manager administrasi
Bertanggungjawahb untuk mengatur keluar masuknya barang baik bahan baku maupun hasil produksi yang siap untuk dipasarkan.

3.3Proses produksi
Bahan baku diperoleh mempunyai peranan yang sangat penting untuk menunjang proses produksi. Sebagai bahan baku utama yang digunakan adalah kedelai. Tanpa adanya bahan baku kegiatan produksi tidak berjalan dengan baik, untuk hal tersebut Industri Tahu AFIFAH (A) memperoleh bahan baku dari pedangang pengumpul yang ada diberbagai Sulawesi tengah.
Dalam proses produksi, peralatan dan bahan sangat penting terhadap hasil yang akan dicapai dalam menghasilakan produknya, industry tahu AFIFAH menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:
·         Alat dan bahan
·         Alat:
1.      Papan cetakan
2.      Tong plastic
3.      Ketel
4.      Dynamo
5.      Drum
6.      Gayung
7.      Kain saring
·         Bahan:
1.      Kedelai
2.      Air
3.      Cuka

·         Prosedur kerja.:
1.      Proses awal dari pembuatan tahu, yaitu mula-mula biji kedelai ditimbang dengan memilih biji yang baik. Penimbangan hasil ini dilakukan agar hasil yang sesuai dengan target yang diiginkan. Setelah itu biji kedelai direndam beberapa jam hingga membengkak, selanjutnya biji kedelai dibersihkan dengan air sampai bersih sambil ditiriskan sedangakan biji kedelai yang rusak dibuang.

2.      Biji kedelai yang telah bersih kemudian digiling sambil diberikan air sedikit demi sedikit hingga menghasilkan tepung kedelai. Adapun alat yang digunakan dalam penggilingan ini menggunakan dynamo. Hasil dari tepung kedelai tersebut diletakkan dalam baskon atau tempat yang telah disediakan. Setelah itu tepung kedelai direbus dengan ditambahkan sedikit demi sedikit selama lima menit. Perebusan ini berasal dari uap air yang dipanaskan yang berasal dari ketel atau pipa besih yang dipanaskan.

3.      Setelah bubur kedelai masak,kemudian dlakukan penyaringan dan menghasilkan sari kedelai. Sari kedelai dicampurkan dengan biang cuka kedelai. Biang cuka ini berasal dari air kelapa yang diasamkan ditambahkan dengan sari kedelai. Jika terdapat air cuka yang berlebihan, maka air cuka tersebut  akan dibuang. Sari yang dicampur dengan biang cuka diaduk-aduk hingga mengeluarkan gumpahan kecil. Gumpahan tersebut mengendap ke bawah, kemudian airnya yang berwarna kuning tersebut dipindakan dari gumpalan.

4.      Gumpalan tersebut dimasukkan kedalam kain tipis diatas cetakan sedikit demi sedikit hingga penuh kemudian di tutupi dengan kain tipis, setelah itu ditutup dengan papan cetakan. Cetakan dibuat selama lima kali sehingga cetakan pertama tersebut ditekan oleh cetakan kedua dan seterusnya. Setelah itu dibiarkan beberapa menit. Di dalam cetakan yang dibuat sudah terbentuk huruf A, dimana huruf A merupakan symbol dari hasil produksi Industri tahu Afifah, setelah tahu terbentuk kedalam sebuah cetakan, hasil cetakan tersebut dibalik, maka tahu yang sudah jadi tersebut diiris sesuai dengan permintaan konsumen atau distributor  dan siap untuk dipasarkan.

3.4  Laporan rugi laba Industi Kecil Tahu Afifah

3.5 Titik Impas Dalam Unit Penjualan Industri kecil Tahu Afifah
            Titik Impas Dalam Unit = Biaya tetap / (Harga – Biaya Variabel Perunit)
                                                   = Rp. 4.607.000,00 / ( Rp 25.000 – 23.269)
                                                   = Rp. 4.607.000,00 / Rp. 1.731
                                           Unit =  2662
            Pembuktian :
Ada dua Alternatif untuk meningkatkan penjualan dengan promosi
1.      Jika pengeluaran iklan meningkat sebesar Rp. 10.000.000,00. Penjualan akan naik dari 18.000 cetak menjadi 25.000 cetak.
2.      Menurungkan harga dari Rp 25.000 menjadi Rp 24.800 percetak dan meningkatakn penjualan iklan sebesar Rp. 10.000.000,00. Akan meningkatkan penjualan dari 18.000 menjadi 35.000 cetak.









Dari kedua alternatif diatas penulis akan memperlihatakan pengaruhnya terhadap laba;

·         Pembuktian alternatif pertama terhadap perubahan laba.









·           Pembuktian alternatif kedua terhadap perubahan laba

Dari kedua alternatif diatas dapat disimpulkan bahwa jika Industri Kecil Tahu Afifah ingin memperoleh laba yang lebih besar, maka perusahaan harus memilih alternatif yang kedua,












BAB IV PENUTUP
Demikian proposal ini penulis buat, penulis yakin  dapat memberikan maafaat kepada  para pembaca proposal ini. Dan tidak lupa kami hanturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memantu dan memotivasi penulis sehingga mulai  dari tahap observasi sampai dengan tahap pembuatan  proposal ini,  dapat  terselesaikan. Adapun  faktor penunjang dan faktor penghambat dalam pembuatan proposal ini adalah:

ü  Faktor penunjang:
a.       Diberikannya izin dari  Industri kecil tahu Afifah untuk meneliti di tempat tersebut.
b.      Diberikan izin oleh orang tua wali.
c.       Diberikan izin oleh pihak kampus.

ü  Faktor penghambat
a.       Kurangnya kerja sama dikelompok kami.
b.      Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.

3.1  Kesimpulan
Setelah melaksanakan penelitian langsung di  Industri Kecil Tahu Afifiah dapa disimpulkan sebagai berikut:
1.      Bahan baku yang berkuwalitas yang digunakan pada Industri kecil Tahu Afifah dapat memperlancar produksi dan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.
2.      Peningkatan kedisiplinan, ketekunan serta tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dapat meningkatkan hasil produksi sesuai yang diharapkan.
3.      Dengan meningkatkan promosi dan menurunkan harga, maka secara otomatis  penjulan akan meningkat.


3.2  Saran
1.      Laporan pencacatan harus ada dalam industri demi kelancaran dan pengambilan keputusan kepada para pihak yang membutuhkan.
2.      Sebaiknya disetiap divisi harus berfungsi dengan baik, agar tercapai tujuan yang diharapkan perusahaan.


























Daftar Pustaka
Anonymous : mata kuliah akuntansi biaya
Anonymous : manajemen biaya
Anonymous: Laporan kerja industri SMTI Makassar 2009